SENDI PRAWIRA

Hidup itu ibarat kopi hitam, nikman setelah mengendap.
selengkapnya …

Selamat Idul Adha

Bersama surat ini Adik sertakan sembah ta’dzim pada Papap di Rumah. Bersama surat ini juga Adik selipkan do’a, Robigfirli waliwalidaya warhamhuma kama robayani shagira.


Pap, ma’af sudah hampir dua bulan Adik memutuskan untuk tidak pulang kerumah. Alasannya sederhana, karena sepulang dari perayaan wisuda, Adik melihat tulisan dibelakang truk pembawa pasir berbunyi “pulang malu gak pulang rindu”. Betul pap, gelar sarjana mengharuskan Adik untuk mandiri dan melakukan hal-hal yang produktif, progresif, serta menghasilkan. Oleh karena itu, beberapa minggu kebelakang Adik disibukan oleh kegiatan yang bermanfaat seperti: mendaki gunung, ngopi bareng teman, facebook-kan, dan bersenang-senang. Gimana keren kan Pap? Masalah biaya Adik telah menjual android hasil dari beasiswa yang tempo hari adik pernah sombongkan pada si Kaka. Jadi Papap jangan khawatir!


Pap, sekarang tanggal lima oktober bertepatan dengan lebaran haji. Kumandang takbir terdengar biasa saja, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang penuh makna, mungkin karena kualitas kesalehan anakmu ini telah terbagi dengan tanggung jawab mencari beras, sehingga kebiasaan bergadang dimasjid telah berganti dengan ngopi sambil lagi-lagi facebook-kan. Pagi hari selepas shalat ied, orang-orang disini telah siap dengan golok dan pisau mereka untuk mumbunuh sapi-sapi yang sedari malam diikat tepat dibelakang asrama. Adik sangat kagum pada orang-orang itu, mereka memakai kaos tim hijau bertuliskan HIQMU (Himpunan Panitia Qurban Masjid Al-Mubarak). Begitu elegan ketika pisau dan golok mereka memantulkan kilauan cahaya pagi.


Apalagi ketika mereka mulai beraksi, dengan satu sabetan pasti, leher sapi berhasil mereka gorok sampai khatam. Mereka mengingatkan Adik pada tokoh samurai Roronoa Zoro pada serial kartun One Piece. Bedanya terletak pada nasib, kalau Zoro berkarir sebagai arttis manga sedangkan panitia HIQMU hanya panitia. menurut Adik mereka tak ubahnya sekelompok orang pejuang syari’at rasul Ibrahim. Mereka rela berdarah-darah, demi agama Allah. Taruhannya sangat berat, mereka harus rela diserang wabah kutil yang sesekali siap menyerang kulit. Dari itu Adik sangat tertarik dan memutuskan untuk masuk keanggotaan HIQMU, luar biasa kan Pap?, Papap sekarang pasti sedang bergumam “saya tidak gagal mendidik anak”.


HIQMU telah berdiri selama 14 tahun sebagai tim suksesi Qurban Masjid Al-Mubarak masyarakat Cibiru Hilir. Untuk masuk keanggotaan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi diantaranya beragama islam, baligh, berakal, serta mampu bekerja dibawah tekanan. Dari persyaratan yang berat itu Adik kurang yakin untuk mengajukan diri sebagai anggota, tapi dengan niat menegakan syari’at, Adik akhirnya diterima sebagai anggota. Sungguh suatu kebanggaan ketika Adik diperkenankan memakai kaos hijau bertuliskan HIQMU (Himpunan Panitia Qurban Masjid Al-Mubarak). Sebagai anggota baru tahun ini Adik diberi tugas tidak terlalu berat, hanya sebagai tukang potong tali rapia untuk mengikat setiap 10 kantung kresek yang telah terisi daging. Menurut mereka anggota baru belum diperkenankan untuk berurusan dengan pisau dan daging.


Profesionalitas adalah kunci dari kesuksesan HIQMU yang bisa survive selama 14 tahun dengan panitia Qurban lainya. Banyak aspek yang perlu ketelatenan khusus sebagai punggawa HIQMU. Diantaranya sebagai seorang jagal HIQMU harus dapat menyembelih hewan Qurban dalam satu nafas. Alasan itu dipahami sebagai penyebab bau tidaknya kelak daging kambing dan sapi setelah dikuliti. Selain tatanan praktis seperti itu, aspek yang tidak bisa lepas dari kesuksesan HIQMU terletak pada manajemen. Bagaimana mereka bisa mengatur proses dari awal pendaftaran Qurban, pelaksanaan, pembagian, dan evaluasi. Semuanya diatur secara apik.


Sambil memotong tali rapia ukuran satu jengkal, Adik sempat ngobrol dengan salah seorang anggota HIQMU, Asep namanya. Dia sudah 3 tahun tercatat pada keanggotaan. “Alhamdulillah naek pangkat” demikian cetusnya ditengah kesibukan memotong daging iga. Mang Asep ini setiap tahun biasanya ditempatkan di bagian mengurus jeroan dan kadut. Setelah setiap tahun harus menahan bau dari kotoran sapi, akhirnya tahun ini diperkenankan santai dibawah terpal biru tempat dimana daging-daging murni dipotong.


Selain itu mang Asep bercerita banyak tentang Qurban. Ada kejadian unik pada tahun lalu dimana seorang juragan mendaftar pada HIQMU untuk mengorbankan sapinya yang besar. Menurut sang juragan sapinya cukup besar untuk berkorban sebanyak 8 orang, sedangkan syari’atnya 1 sapi hanya cukup untuk 7 orang. Namun sang juragan tak faham fiqh, dia bersikeras menyelipkan satu nama anaknya yang masih kecil. “tanggung, Pak ustadz, jangankan untuk 8 orang, untuk 10 orangpun sepertinya sapi besar ini masih kuat menjadi kendaraan di akherat” dia bilang. Panitia kebingungan untuk memberikan pemahaman logis pada sang juragan. Namun bukan HIQMU namanya kalau tidak becus menangani hal-hal seperti ini. Pak Haji Lili sebagai ketua HIQMU turun tangan.


Pak haji Lili kemudian memberikan pemahaman yang cerdas pada sang juragan. “Bapak juragan yang saya hormati, memang betul sapi ini akan kuat di tunggangi lebih dari 8 orang sekalipun nanti di akherat, tapi berhubung sapi ini tinggi besar sementara anak bapa masih kecil, maka anak bapak akan kesulitan untuk dapat naik dan menunggangi sapi ini. Oleh karena itu bapak harus menyediakan pijakan untuk menaikinya. Berhubung diakhirat gak ada tangga, yang ada hanya hewan Qurban jadi bapak saya sarankan untuk berkorban satu ekor kambing lagi sebagai pijakan anak bapak.” Atas usulan itu akhirnya sang Juragan pun membeli satu ekor kambing dan memberikan kepada panitia untuk disembelih. Tanpa mengetahui syari’at bahwa 1 kambing cukup untuk satu orang berkorban, dalam hal ini untuk anak sang juragan.


Mendengar cerita itu, Adik enak melepas tawa. Ternyata Ridwan Kamil benar, kalau bahagia itu sederhana. Tidak usah jadi PNS, Karyawan PT Bonafit, atau pengusaha Wall Street. Alhamdulillah Pap, sekarang Adik mendapat status sosial sebagai anggota HIQMU walau digaji hanya dengan hasil komoditas sendiri yaitu daging sapi buat nyate, tapi Adik puas dibanding harus mensejahterakan pihak swasta, kaum kapitalis berdarah dingin yang menjanjikan harapan pada setiap sarjana seperti Adik ini. Namun berdampak alienasi pada manusia. Jauh dari kesan apologi karena tak kunjung mendapat kerja, tapi ini prinsip Pap, ini sebuah integritas seorang sarjana. Asli bukan alasan!


Oh iya, tentang kepercayaan pihak jurusan untuk berbicara teori monoteisme, teori audivus kompleks, atau teori perjuangan kelas Karl Marx di depan mahasiswa semester satu, Adik rasa Adik belum mempunyai kapasitas untuk berbicara itu. Rak buku adik masih kurang penuh untuk mengejawantahkan semua teori ilmiah itu. Tapi Papap tidak usah khawatir Adik akan terus berusaha hingga mendapatkan wewenang ilmiahnya, do’akan saja supaya Adik bisa membeli buku lebih banyak sehingga rak buku Adik penuh.


Sebetulnya masih banyak yang ingin Adik ceritakan, tapi tidak keren kalau seorang sarjana berlama-lama menghabiskan waktu hanya untuk menulis surat pada ayahnya. Adik hanya minta do’a dari Papap supaya Adik istiqomah menjadi umat Rasulullah yang ta’at serta dijauhkan dari rayuan iblis yang dirazam. Satu lagi, jangan terlalu banyak nyate, tidak baik untuk kolesterol. Adik tutup dengan takbir Allahuakbar Walilahilhamdu.
selengkapnya …

Google
 Satu kata motivasi untuk membuat blog ini supaya tetap hidup
"HIDUPLAH SEPERTI MEMAKAI HIGH HEELS, WALAUPUN SAKIT TAPI TETAP HARUS BERJALAN" 


selengkapnya …