SENDI PRAWIRA

“Jadi apa yang dibutuhkan rakyat Cianjur?”
“Banyak Pak.”
“Sebutkan!”
“Boleh saya jujur pak?”
“Oh tentu, berani jujurkan hebat kata KPK.”
“Baiklah saya akan sebutkan satu-persatu.”
“Silahkan.”
“Perbaikan jalan Pak. Sekitar 80% jalan di Cianjur rusak.”
“Daerah mana yang paling parah?”
“Banyak Pak, diantaranya Ciranjang, Bojongpicung, Nanggalanmekar, Jati, Jatisari, Cikondang, Sukarama, Sukajaya, Su..”
“Cukup! saya sudah bisa menangkapnya. Selain jalan apa lagi?”
“Selain jalan, rakyat Cianjur butuh penanganan kemiskinan Pak.”
“Kemiskinan?”
“Betul. Dipermalukan kita Pak dengan berita-berita ini.”
“Berita apa itu? coba bacakan, Saya ingin mendengarnya.”
“Kisah ibu memasak batu di Cianjur, Warga desa Babakan Caringin, Karang Tengah , Cianjur tinggal di kandang ayam, TKW asal Cianjur akhirnya meninggal setelah disekap majikannya di Arab Saudi. Warga Cianjur me... ”
“Okey Cukup! Saya sudah mencatatnya. Selain kemiskinan apa lagi?”
“Oh, Bapak catat? Dari tadi main HP, Saya kira Bapak lagi balas ucapan selamat atas terpilihnya Bapak sebagai Bupati baru Cianjur.”
“Anda kira saya main-main? Asal Anda tau, jadi bupati itu tanggung jawab besar. Sudah, lanjutkan, masalah apa lagi yang harus diselesaikan di kabupaten ini?”
“Menghentikan alih fungsi lahan pertanian, atas maraknya pembangunan pabrik Pak.”
“Kenapa dihentikan? Bukannya itu upaya untuk memajukan sistem kerja dan moderenisasi satu wilayah?”
“Tapi rakyat khawatir gak bisa makan beras Pak.”
“Seberapa sempit sih sawah di Cianjur sampai warga khawatir gak bisa makan beras?”
“Itulah cerdasnya rakyat Cianjur sekarang Pak. kata mereka 68 hektar sawah di pasir nangka menjadi pabrik GSI, belum lagi lahan tempat berdirinya pabrik Aurora atau pabrik lainnya yang mengorbankan lahan pertanian.”
“Lalu?”
“Setiap alih fungsi terjadi, maka turun pula produksi padi, Mereka menghitungnya Pak. bahwa produksi padi yang hilang setelah alih fungsi lahan sebesar 33.172,15 ton atau sekitar Rp. 142.640.232.430.”
“Masih cukuplah itu untuk makan rakyat se-Cianjur.”
“Tapi Pak. Hasil simulasi ketahanan pangan, produksi beras di Kabupaten Cianjur tidak akan dapat memenuhi kebutuhan berasnya pada tahun 2027 dengan kekurangan beras sebesar 31 ton, sedangkan jika terjadi penurunan konsumsi beras sebesar 1,5 persen per tahun maka Kabupaten Cianjur tidak dapat memenuhi kebutuhan beras pada tahun 2045 dengan kekurangan beras sebesar 3.043 ton.”
“Cukup cukup, saya juga tidak mau cucu-cucu saya tidak bisa merasakan nikmatnya beras pandan wangi. Lanjutkan, ke masalah lainnya?”
“Maaf Pak, tanpa mengurangi rasa hormat, saya kira cukup untuk malam ini.”
“Kenapa? Lanjutkanlah! Saya yakin masih banyak masalah di Cianjur ini.”
“Tapi bapak sudah heuay (menguap), saya kira Bapak perlu istirahat untuk pelantikan besok.”
“Ngantukkan manusiawi, sebelum besok saya dilantik saya ingin mendengar semua masalah di Kabupaten yang besok saya akan mulai pimpin. sudah lanjutkan saja.”
“Baiklah Pak, mungkin untuk selanjutnya masalah pendidikan Pak.”
“Ada apa pendidikan di Cianjur?”
“Masih rendah Pak, 6,7 tahun sedangkan target pendidikan kan 9 tahun.”
“Pasti rakyat menyalahkan biaya. Memang masih belum cukup apa APBN negara kita untuk pendidikan?”
“Ya 20% mana cukup Pak, selain masalah biaya, dunia pendidikan di Cianjur dipermalukan oleh tawuran siswa antar sekolahnya Pak.”
“Sekolah mana saja yang sering terlibat?”
“Nazi, Stekmal, Oto, Pe...”
“Stop stop, Nazi itu apa, stekmal itu mana? Saya gak faham, yang jelas dong.”
“Maaf Pak. Tapi serius Bapak gak tahu? baiklah saya kasih tau. SMKN 1 Cilaku, SMK Ar-Rahman, SMK PGRI 3, SMK Bela Nusantara, SMK Taruna Bakti, SMK PGRI 2, SMK Progresia, AMS, PHT, dan Pasundan Pak.”
“Cuma itu? Baiklah nanti saya coba hubungi Disdik, saya akan suruh menonaktifkan sekolah-sekolah yang gak becus mendidik muridnya, kalau perlu saya pecat-pecatin kepala sekolahnya. Baik sekolah milik yayasan maupun punya negeri. Lanjut ke masalah lainnya!”
“Bapak yakin ingin melanjutkannya?”
“Anda tidak melihat saya sedang mencatat. Sudah cepat lanjutkan!”
“Gini Pak, sejak abad ke 20. Cianjur terkenal dengan geestelijke scholen stad (kota Pesantren) atau kota santri.”
“Kata siapa itu?”
“Kata pemerintah kolonial Pak.”
“Memang kenapa kalau kota santri? Bagus kan?”
“Masalahnya sekarang julukan itu sudah berubah menjadi Cianjur kota prostitusi dan mucikari.”
“Apa? Siapa yang berani bilang begitu?”
“Bukti Pak. bukan lagi ilmu agama yang datang dari Arab. Tapi laki-laki Arab hidung belang yang tidak bisa melakukan maksiat di negaranya, akhirnya memilih Puncak, Cipanas, dan Ciloto untuk memuaskan nafsunya itu.”
“Tapi katanya mereka kawin kotrak, bukan zina.”
“Ada yang kawin, ada yang zina. Tapi apa Bapak rela dapet pemasukan dari uang pajak hasil dari nafsu birahi orang Arab?”
“Audzubillahimundzalik. Baiklah saya catat. Ada lagi yang lain?”
“Sudah malam Pak, gak apa-apa saya lanjutkan?”
“Baiklah satu lagi saja. Setelah itu kita lanjutkan besok di Pendopo.”
“Selanjutnya masalah Maranggi Pak.”
“Hahaha Anda bercanda.”
“Serius ini Pak. Sate Maranggi khas Cianjur di klaim milik Purwakarta sebagai makanan khasnya. Padahal itu kan khas kita.”
“Anda tidak baca sejarah ya? Itu kan memang punya Purwakarta.”
“Serius Pak? Terus apa makanan khas kita?”
“Sabana, sama Capucino Cingcau. Hahaha.”
“Hahaha Bapak ini bercanda.”
“Banyaklah Cianjur mah. Tauco, Manisan, Manisan juga macam-macam kan? Baik saya kira cukup untuk malam ini. Kamu list saja dulu masalah-masalah lain yang belum kita bahas.”
“Baik Pak. untuk sementara di list saya ada tentang: Masalah Kebudayaan Cianjur.”
“Terus?”
“TKW Pak.”
“Terus apa lagi?”
“Transportasi.”
“Yap. Lanjut!”
“Akhlak dan Moral orang Cianjur.”
“Terus?”
“Aliran-Aliran Sesat.”
“Itu termasuk teroris dan syi’ah yah?”
“Betul Pak, Kemudian Premanisme berkedok LSM.”
“Okey, masih ada?”
“Pariwisata Pak.”
“Okey Cukup, saya faham semua itu. Saya kira sekarang saatnya saya istirahat.”
“Baiklah Pak.”
“Baiklah.”
“Tapi Pak sebelum Bapak istirahat, adakah yang bisa saya lakukan untuk Bapak?”
“Maksud anda?”
“Apa yang Bapak inginkan, pasti akan saya lakukan.”
“Saya kurang faham maksud Anda.”
“Kata Bapak tadi, diawal perbincangan ini Berani Jujur Itu Hebat?”
“Oh Ha Ha.. rupanya Anda faham juga. Baiklah saya akan jujur.”
“Silahkan Pak.”
“Saya ingin senang-senang saja selama saya jadi Bupati Cianjur.”
“Hahaha akhirnya Bapak jujur juga, kalau begitu semua masalah tadi kita lupakan saja Pak.”
“Anda memang Wakil Bupati yang hebat. ”
“Bapak yang lebih hebat karena sudah berani jujur. Bapak kira saya percaya dari tadi Bapak sedang mencatat?”
“Tahu dari mana, saya pura-pura mencatat?”
“Mana ada mencatat tampilan hpnya Path.”
“Hahaha Anda ini. Baiklah sampai jumpa di pelantikan besok. Bapak Wakil Bupati Cianjur yang Hebat”
“Selamat menjabat Bapak Bupati Cianjur yang Jujur dan Hebat.”
Tulisan ieu ukur rasa kapaur. Tapi moal lah. Insya Allah Amanah Bupati anyarmah. Amin.
Rabu, 9 Desember 2015

selengkapnya …